Senin, 22 Agustus 2016

Setelah Tinggi Badan, Kini Berat Badan Yang Menghambatku Diterima Kerja

Bekerja sesuai dengan keahlian adalah hal yang diharapkan setiap orang. Tetapi untuk diterima bekerja sesuai dengan yang dinginkan terkadang sulit untuk menjadi kenyataan. Untuk diterima bekerja seseorang harus mengikuti serangkaian tes seleksi. Sebelum mengikuti tes seleksi biasanya akan ditentukan dengan kelengkapan administrasi mulai dari ijazah, trasnkip nilai, dan biodata yang lain. Setelah itu barulah bisa melanjutkan untuk mengikuti tes seleksi.

Sekarang ini ijazah dari perguruan tinggi yang terkenal dengan nilai yang memuaskan bukanlah jaminan seseorang untuk dapat diterima bekerja. Ada faktor penentu lain yang bisa menyebabkan seseorang gagal diterima bekerja. Saya mencatat ada 3 faktor lain yang sifatnya mendukung untuk seseorang diterima bekerja. Tiga faktor tersebut antara lain adalah penampilan menarik, tinggi badan, dan berat badan.

Setelah Tinggi Badan, Kini Berat Badan Yang Menghambatku Diterima Kerja


Dari ketiga faktor tersebut Saya sangat terganggu sekali dengan adanya persyaratan tinggi badan dan berat badan. Sedangkan untuk kriteria penamilan menarik Saya tidak terganggu karena Saya yakin Saya ganteng dan menarik (sombong, biarin).

Dulu Saya pernah mencoba untuk melamar pekerjaan disebuah Rumah Sakit Pemerintah. Di pengumuman lowongan pekerjaan memang disebutkan tinggi badan minimal 165cm. Tetapi Saya tetap mencoba mendaftar karena Saya pikir tidak ada hubungannya pekerjaan Saya di bidang radiologi dengan tinggi badan Saya yang hanya 162cm. Toh sewaktu masuk kuliah dulu syarat tinggi badan juga minimal hanya 160cm. Eh, setelah Saya datang ke tempat seleksi Saya harus merasakan kecewa. Bagaimana tidak, Saya tidak bisa mengikuti seleksi dikarenakan tinggi badan Saya kurang. Waktu itu yang mengukur tinggi badan adalah satpam, parahnya surat lamaran belum Saya berikan Saya sudah dinyatakan tidak bisa mengikuti seleksi. Agak sedikit kesel sebenarnya kalau mengingat kejadian itu.

Beberapa hari yang lalu Saya mencoba kembali untuk mendaftar pekerjaan. Kali ini Saya mencoba melamar pekerjaan di PT KAI. Kebetulan beberapa hari yang lalu PT KAI membukan lowongan pekerjaan. Saya mencoba melamar pekerjaan untuk posisi Kondektur. Di dalam informasi lowongan kerja yang tercantum di website resmi PT KAI tidak disebutkan tentang kriteria tinggi badan dan berat badan, Tentu saja Saya sangat senang, itu artinya peluang Saya untuk bisa bekerja di PT KAI masih terbuka lebar.

Kebetulan Saya mempunyai teman perawat di klinik milik PT KAI. Saya bertanya tentang tes kesehatan apa saja yang nantinya akan dilakukan. Ternyata kabar buruk untuk Saya karena di tes kesehatan awal ada pengukuran tinggi badan dan berat badan. Tinggi badan Saya tak menjadi masalah karena masih masuk kriteria. Tetapi berat badan Saya yang menjadi masalah. Pada tes kesehatan awal PT KAI tinggi badan dan berat badan akan dijumlah sedemikian rupa hingga menjadi angka BMI (Body Mass Index). Angka BMI yang masih bisa diterima PT KAI adalah 27 sedangkan angka BMI Saya mencapai 29. Jika angka BMI melebihi 27 itu masuk kategori obesitas.

Jadi sepertinya memang belum menjadi rezeki Saya untuk bisa bekerja di PT KAI. Saya mungkin bisa lolos seleksi administrasi tapi sepertinya memang tidak mungkin lolos tes kesehatan awal. Mulai saat ini Saya juga mencoba untuk menerunkan berat badan Saya karena ini berat badan dan tinggi badan penting disaat kita melamar pekerjaan. Jadi untuk Anda yang belum pernah melamar pekerjaan sebaiknya Anda menjaga berat badan Anda agar tetap ideal.
Load disqus comments

0 komentar